Kalau biasanya orang berbicara tentang manajemen waktu, manajemen pemasaran, manajemen perkantoran atau kegiatan me-manage yang lainnya, maka kali ini saya ingin membicarakan sebuah manajemen yang tidak kalah pentingnya, yang sering diabaikan oleh banyak pengendara motor, inilah manajemen kecepatan.
Apa yang saya maksud dengan manajemen kecepatan?
Ketika anda memacu kendaraan, maka yang harus anda perhatikan adalah berapa kecepatan tempuh yang semestinya anda pacu agar anda selamat sampai di tempat tujuan, agar anda tidak terlambat sampai di sekolah, agar anda tidak ketinggalan meeting di kantor, agar tidak dimarahi bos karena terlambat 5 menit saja, dan lain sebagainya.
Jadi, kecepatan tempuh pun harus kita atur sedemikian sehingga tujuan berkendara dapat tercapai. Biasanya seseorang memacu kendaraannya sampai batas kecepatan tertentu karena beberapa alasan. Karena ingin cepat sampai, karena tidak ingin telat sampai di kantor atau di sekolah, karena terdesak keperluan tertentu sehingga kalau terlambat sebentar saja maka akibatnya akan sangat fatal, satu lagi karena ingin “terlihat hebat” sehingga kebut-kebutan bukan pada tempatnya.
Mengapa ini sangat penting?
Alasan utamanya adalah karena ini semua menyangkut keselamatan. Sehingga permasalahan ini menjadi begitu penting untuk kita perhatikan. Dengan kata lain, buat apa ngebut kalau hanya untuk tujuan yang tidak begitu penting, atau bahkan untuk tujuan yang sebenarnya tidak penting sama sekali. Biasanya yang kita temukan adalah anak muda (remaja), memacu motornya diatas kecepatan 90 km/jam, padahal keperluannya gak penting-penting amat. Pikirnya “Kalo gak Ngebut... ya nggak Asyik dong..!”. Paling-paling ya itu tadi, ingin disangka hebat.
Sebelumnya ada yang perlu didefinisikan di sini (menurut versi saya sendiri):
Yang paling direkomendasikan di sini adalah kecepatan sedang. Apalagi hanya perjalanan di dalam kota. Namun ada kondisi dimana kita perlu ngebut, atau bahkan ngebut sekali. Tapi ada yang harus diingat, walaupun ngebut tapi faktor keselamatan harus tetap terjamin. Bukan hanya keselamatan kita sendiri tetapi juga keselamatan para pengendara lain yang berada di sekitar kita. Kemudian adanya kesesuaian antara resiko kecelakaan, dan keperluan. Apakah keperluan itu mendesak ataukah tidak. Kalau ternyata tidak ada perlunya, ya tidak usah ngebut. Daripada ngebut toh tidak ada manfaatnya kecuali meningkatkan resiko kecelakaan. Kan rugi...?
Kalaupun ada keperluan yang mendesak atau dikejar waktu tentu juga harus memperhatikan kondisi di sekitar, apakah ramai ataukah sepi pengendara, dan apakah kondisi jalan baik, banyak berlubang atau licin karena hujan.
Lihatlah para pembalap Moto GP, dengan status kecepatan yang jauh lebih tinggi dari kriteria yang saya tulis di atas tapi faktor keselamatan tetap terjamin. Dari mulai memakai pakaian anti gores, helm anti benturan, teknik balap yang terlatih dan sesuai aturan, dan yang pasti motor yang mendukung.
Beruntung kita punya Honda, dengan kecepatan ngebut di tikungan (tidak begitu tajam) dengan sudut kemiringan kurang dari 40 derajat, cengkraman ban masih sanggup “menggigit” jalan. Saya sudah buktikan sendiri, karena saya pun memakai motor honda. Saya pikir ini sebuah inovasi yang tak terbantahkan. Terbukti teknologi Honda sangat memperhatikan faktor safety pada produknya.
Ingat... walaupun ngebut tapi faktor keselamatan harus tetap terjamin...!
Dengan tabel yang berikut ini saya mencoba menganalisa antara kecepatan dengan waktu tempuh pada jarak tertentu. Kebetulan jarak antara rumah saya dengan tempat kerja sekitar 8 km.
Saya biasanya berangkat dari rumah ke tempat kerja memakan waktu tidak lebih dari 10 menit. Berarti kecepatan rata-rata saya paling rendah adalah sekitar 48 km/jam. Kecepatan sedang (menurut versi saya).
Jadi buat apa saya memacu motor saya sampai kecepatan 90 km/jam, kalau hanya ingin cepat-cepat sampai. Cukuplah dengan 45 km/jam, toh beda waktunya tidak signifikan, hanya 5 setengah menit saja. Tidak perlu ngebut. Kalau memang ada keperluan yang sangat penting, berangkat lebih awal tentu bisa mencegah supaya tidak ngebut.
Karena ngebut berarti meningkatkan resiko yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Maka hindarilah...! ada saatnya ngebut dan ada saatnya pelan. Ketika jalanan mendukung, ya silahkan ngebut tapi tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Dan pada saat harus pelan, ya jangan ngebut donk..! Nyawa bung taruhannya, atau paling berurusan dengan polisi karena tidak taat aturan.
Ok, pada dasarnya ngebut itu sesuai keperluan.
Kalau tidak ada perlunya, gak usah ngebut lah...!